Selasa, 25 April 2017

Ketika Kartini Menanggung Kutukan Tuhan (Film Kartini)

nyimawar.blogspot.com - "SAYA takut dikutuk Tuhan," 

Itu adalah penolakan pertama Singowiryo, sang kepala pengukir, ketika diminta Kartini untuk mengukir di kayu dengan motif wayang.


"Saya yang nanggung," kata Kartini dengan lantang.


Dengan posisi tangan menyembah, sebagai bentuk penghormatan, Singowiryo mencoba menolak kembali.


"Saya takut," cetusnya.



Di film Kartini, Kartini saat bersama dua adiknya. (foto: dokumen pribadi)

Datang di daerah tersebut, Kartini juga bersama ayahnya, Bupati Japara, RM Adipati Ario Sosroningrat. Ayahnya mencoba membantu Kartini membujuk pengukir.

"Jika kalian menolak permintaan Putri kami, berarti kalian menentang saya," kata Bupati bersama rombongan yang juga didampingi kakak Kartini, Raden Mas Mulyono.


Mereka pun tak berani melawan apa yang dikatakan oleh petinggi di Japara (kini Jepara) itu. Mereka menuruti keinginan Kartini yang saat itu berumur 16 tahun.


Percakapan di atas merupakan bagian dari penggalang Film Kartini. Hasil ukiran tersebut akan dikirim ke Den Hag, Belanda untuk diikut sertakan dalam pameran Nationale Tentoonstelling voor Vrouwnarbeid tahun 1898. 


Motif-motif yang diajukan merupakan hasil desain Kartini (diperankan Dian Sastrowardoyo), dan dua adiknya, Roekmini (Acha Septriasa), Kardinah (Ayushita Nugraha).


Sketsa-sketsa bermotif wayang dibuat oleh mereka saat dipingit. Sketsa digoreskan dalam kain berwarna putih.


Mercermati dalam film yang digarap berlatar belakang tahun 1879 hingga tahun 1900 itu, Kartini memiliki peranan penting dalam mempopulerkan seni ukir Jepara ke luar negeri.


Menilik dari refrensi lain di luar film, di zaman itu, hasil karya ukiran warga yang tergolong tidak berpunya, selain dikirim ke luar negeri, juga dikirim ke Semarang dan Batavia (kini Jakarta).


Untuk menunjang perkembangan ukir di "Kota Ukir" tercetus sekolah khusus untuk belajar ukir. Sekolah tersebut bernama Openbare ambachtschool, yang didirikan pada 1 Juli 1929, atau 25 tahun setelah Kartini meninggal.


Sekolah itu didirikan oleh Pemerintahan Hindia Belanda sebagai bentuk untuk menghargai jasa RA Kartini.


Begitu berdiri, jumlah siswa yang belajar hanya puluhan. Mereka diajarkan menggambar ornamen, membuat hiasan berukir, dan pertukangan. 


"Kala sekolah itu belum ada, pengukir belajar mengukir dengan cara nyantrik, yaitu mereka belajar dari orang tua, kerabat, dan para pengukir yang sudah andal," kata Hadi Priyanto, penggagas Lembaga Pelestari Seni Ukir, Batik dan Tenun Jepara sebagaimana dilansir kompas.com.


Lambat laun, sekolah tersebut berkembang, dari mulai sekolah dasar menjadi setaraf SMP dan SMA. Pada tahun 1990-an sekolah itu bernama Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMIK) Negeri Jepara, dan kini telah menjadi SMK Negeri 2 Jepara.


Kartini Tak Sudi Ukiran Jepara Diremehkan


Di film yang dirilis 19 April 2017 itu, perkampungan yang didatangi Kartini bersama rombongan adalah Dusun Belakang Gunung, Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara.


Dalam buku Kartini, Pembaharu Peradaban terbitan tahun 2010 karya Hadi Priyatno, Kartini menentang keras jika hasil karya ukir warga Jepara diremehkan. 


"...saya sakit hati kalau barang-barang yang sangat indah itu menjadi milik orang-orang yang acuh tak acuh, yang tidak dapat atau sekurang-kurangnya tidak cukup menghargai barang-barang itu..." kata Kartini yang tertulis dalam buku tersebut.


Atas ketetapan dari Pemerintah Kabupaten Jepara, Desa Mulyoharjo telah menjadi Sentra Kerajinan Ukir dan Kayu. Desa ini bukan hanya sebagai perputaran bisnis ukir, tetapi juga jadi tempat peneliti.


Terima Kasih Kartini


Kartini bersama dua adiknya saat menyusuri jalan pedesaan dengan menaiki dokar, tiba-tiba ada tiga bocah mengejarnya. Kartini berhenti. 


Anak-anak desa itu memberikan buah pada Kartini sebagai ungkapan terima kasih karena telah membantu mempopulerkan produk ukiran kayu warga.


"Terima kasih, kami sudah tidak kelaparan lagi," ucap salah satu bocah dalam film berdurasi 122 menit tersebut.


Semoga bermanfaat. Salam.(nyimawar)

BAGIKANLAH