nyimawar.blogspot.com - IKHTIAR, menabung dan berdoa menjadi tiga kata kunci mbah Maksum yang tahun ini naik haji.
Usianya 79 tahun.
Ia adalah tukang becak.
Yang mulai mengayuh membawa penumpah di tahun 1996.
Warga Bangkalan, Madura ini tiap hari menyisihkan Rp 20 ribu untuk ditabung.
Ia tidak teringat kapan waktu mulai mengumpulkan uang itu.
Yang jelas sudah lama sekali.
Itu tidak lain untuk berhaji.
Dari uang sejumlah tersebut, bila telah mencapai Rp 500 ribu maka baru ditabung di bank.
Baru sudah dapat Rp 20 juta, ia buka rekening haji.
"Rukun iman ada enam. Nomor satu, percaya pada Allah. Saya percaya jika Allah menghendaki, semua pasti akan terjadi. Jadi saya ikhtiar, menabung dan berdoa," akunya sebagaimana diberitakan tribunnews.com (27/7/2017).
Pria yang berpenampilan sederhana itu, selalu berdoa meminta rezeki halal yang banyak.
Waktu setiap ada kesempatan beribadah, termasuk usai salat lima waktu.
Ia pun saat di Mekkah nanti tidak mempersiapkan doa khusus.
Intinya doa "sapu jaga".
Minta keselamatan di dunia dan akhirat.
Dari keterangan tetangganya, mbah Maksum suka beramal.
"Misalnya ada perbaikan mushala beliau ikut nyumbang semen," kata Indah, 47 tahun.
Dan juga rajin beribadah.
Ia kerap kali menjadi imam salat di Mushala Al Firdaus, di kampungnya.
Selain mbah Maksum, Ngadiman, si tukang becak yang mangkal di depan Pasar Cawas, Klaten, Jawa Tengah.
Kegigihan pria berusia 63 tahun ini membawa hasil.
Hasil untuk menunaikan ibadah, menjalankan rukun Islam kelima.
Ia berprinsip, bahwa harta di dunia tidak dibawa mati.
Dia baru bisa naik haji setelah menabung antara 6 - 7 tahun hasil mengayuh becak.
"Alhamdulillah saya dapat panggilan Allah (berhaji)," aku Ngadiman sebagaimana diberitakan liputan6.com (26/7/2017).
Ngadiman akan didampingi istrinya, Laminem, yang berprofesi sebagai buruh.
Sepasang suami istri ini akan berangkat pada kloter 33 pada 6 Agustus 2017 melalui embarkasi Boyolali, Jawa Tengah.
Adalagi Nono Siswanto, warga Tasikmalaya, Jawa Barat.
Penghasilannya Rp50 ribu per hari hasil mengayuh becak.
Dari perlahan-perlahan, ia mampu mengumpulkan Rp14 juta selama enam tahun.
Uang ini yang dikumpulkan untuk mendaftar haji bersama istrinya.
Nano berpesan, siapa yang ingin naik haji tidak hanya cukup niat saja.
Melainkan harus disertai dengan usaha serta ikhtiar yang kuat disertai doa kepada yang maha kuasa. (nyimawar)
Usianya 79 tahun.
Ia adalah tukang becak.
![]() |
Ilustrasi |
Warga Bangkalan, Madura ini tiap hari menyisihkan Rp 20 ribu untuk ditabung.
Ia tidak teringat kapan waktu mulai mengumpulkan uang itu.
Yang jelas sudah lama sekali.
Itu tidak lain untuk berhaji.
Dari uang sejumlah tersebut, bila telah mencapai Rp 500 ribu maka baru ditabung di bank.
Baru sudah dapat Rp 20 juta, ia buka rekening haji.
"Rukun iman ada enam. Nomor satu, percaya pada Allah. Saya percaya jika Allah menghendaki, semua pasti akan terjadi. Jadi saya ikhtiar, menabung dan berdoa," akunya sebagaimana diberitakan tribunnews.com (27/7/2017).
Pria yang berpenampilan sederhana itu, selalu berdoa meminta rezeki halal yang banyak.
Waktu setiap ada kesempatan beribadah, termasuk usai salat lima waktu.
Ia pun saat di Mekkah nanti tidak mempersiapkan doa khusus.
Intinya doa "sapu jaga".
Minta keselamatan di dunia dan akhirat.
Dari keterangan tetangganya, mbah Maksum suka beramal.
"Misalnya ada perbaikan mushala beliau ikut nyumbang semen," kata Indah, 47 tahun.
Dan juga rajin beribadah.
Ia kerap kali menjadi imam salat di Mushala Al Firdaus, di kampungnya.
Selain mbah Maksum, Ngadiman, si tukang becak yang mangkal di depan Pasar Cawas, Klaten, Jawa Tengah.
Kegigihan pria berusia 63 tahun ini membawa hasil.
Hasil untuk menunaikan ibadah, menjalankan rukun Islam kelima.
Ia berprinsip, bahwa harta di dunia tidak dibawa mati.
Dia baru bisa naik haji setelah menabung antara 6 - 7 tahun hasil mengayuh becak.
"Alhamdulillah saya dapat panggilan Allah (berhaji)," aku Ngadiman sebagaimana diberitakan liputan6.com (26/7/2017).
Ngadiman akan didampingi istrinya, Laminem, yang berprofesi sebagai buruh.
Sepasang suami istri ini akan berangkat pada kloter 33 pada 6 Agustus 2017 melalui embarkasi Boyolali, Jawa Tengah.
Adalagi Nono Siswanto, warga Tasikmalaya, Jawa Barat.
Penghasilannya Rp50 ribu per hari hasil mengayuh becak.
Dari perlahan-perlahan, ia mampu mengumpulkan Rp14 juta selama enam tahun.
Uang ini yang dikumpulkan untuk mendaftar haji bersama istrinya.
Nano berpesan, siapa yang ingin naik haji tidak hanya cukup niat saja.
Melainkan harus disertai dengan usaha serta ikhtiar yang kuat disertai doa kepada yang maha kuasa. (nyimawar)