Sabtu, 06 Mei 2017

Anak Sering 'Ngegame' Picu Penyakit Ini

njogosehat.blogspot.com - SEKITAR tahun 1990-an perkembangan teknologi informasi belum sedahsyat sekarang ini.

Sobat....

Kini perkembangannya sudah pesat sekali.

Bahkan aktivitas anak sehari-hari pun tak lepas bersentuhan dengan teknologi.

Misal dengan adanya aplikasi game di smartphone, gadget membuat anak-anak betah berjam-jam memandangi layar untuk 'ngegame' di benda canggih itu. 

Di samping itu, ada anak-anak yang betah memandangi layar kaca seperti televisi, komputer. 

Enntah itu sekedar nonton film dan hal lainnya.
Anak main game. (foto: int)
Sudah barang tentu, dengan aktivitas-aktivitas tersebut, tubuh jadi kurang gerak, yang membuat karbohidrat dalam tubuh tidak digunakan. 

Sehingga energi yang tersimpan menumpuk menjadi lemak.

Lemak sendiri diatur oleh insulin. 

Jika insulin seseorang terlalu banyak atau tinggi, maka semakin banyak lemak yang disimpan. 

Dampaknya proses pembakaran lemak berhenti, dan tubuh menjadi kegemukan atau obesitas.

Sobat...

Salah satu risiko yang dihadapi orang gemuk adalah penyakit diabetes tipe 2.

Seperti yang dilansir the verge, dalam suatu penelitian, yang ditulis Nightinghale, dari kisaran 4.500 anak rentan usia 9 sampai 10 tahun yang berasal dari London, Birmingham dan Leicester.

Mereka diminta untuk menulis waktu durasi bermain game dan menonton televisi per hari. 

Rata-rata mereka menonton dalam waktu 3 jam per hari. 

Keterangan itu, kemudian dikaitkan dengan hasil pengukuran resistensi insulin. 

Hasilnya mereka memiliki resistensi insulin 11 persen lebih tinggi dibanding yang menonton televisi dengan durasi 1 jam.

Penelitian tersebut, dalam pengumpulan data, dilakukan tahun 2004 hingga 2007. 

Dan telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Archives of Disease on Childhood.

Dari penelitian itu semakin jelas, bahwa makin lama ngegame atau nonton televisi bisa memicu tingginya insulin. 

Sobat....

Korelasinya, samakin tinggi insulin makin tinggi lemaknya.

Buah Menjadi Salah Satu Pencegah Diabetes Tipe 2

Dalam studi baru, sebagaimana diberitakan kompas.com  yang melansir dari Well and Good, dalam pengamatan yang dipublikasikan PLOS Medicine melacak kesehatan dan pola diet lebih dari 500 ribu orang di Cina selama 7 tahun.

Ditemukan, mereka yang tanpa diabetes di awal penelitian dan mengonsumsi buah segar setiap harinya, memiliki kemungkinan 12 persen lebih rendah dibanding untuk pengidap diabetes yang tidak pernah makan buah segar.

"Gula dalam buah tidak sama dengan gula dalam makanan yang dimanufaktur dan kemungkinan proses metabolismenya berbeda," kata peneliti dari Universitas Oxford kepada The New York Time.

Dikatakan, semakin makan buah segar, semakin kecil risiko kena diabetes. 

Lebih dari tiga hari dalam seminggu mengonsumsi buah, hasilnya 17 persen lebih rendah orang meninggal karena penyebab penyakit apapun.

Disamping itu, risiko terbentuknya komplikasi diabetes menjadi 13 hingga 28 lebih rendah dibanding dengan mereka yang mengonsumsi buah kurang dari sekali seminggu.

"Ada banyak nutrisi dalam buah yang mungkin memberi manfaat dengan cara yang lain," tandasnya.

Demikian ya sobat....

Semoga bermanfaat. (ns)

BAGIKANLAH