nyimawar.blogspot.com - MINTANYA anak-anak ini aneh.
Sulit ditebak.
Entah itu jumlahnya, atau apa yang diminta.
Kadang normal layaknya seperti usia anak-anak, seperti mainan.
Kadang diluar kewajaran.
Ada yang sampai minta kalung emas hingga binatang sapi.
Ada juga yang mintanya sepele, seperti minta baju.
Ada juga yang remeh temeh, minta naik bus.
Bagi Naili Zahra, bocah berusia 6 tahun, pada ruwatan pemotongan rambut gimbal 2017 di Telaga Menjer, Wonosobo, Jawa Tengah, permintaanya 28 buah jeruk dan boneka barbie.
Semua permintaan-permintaan itu harus dipenuhi oleh orang tuanya sebagai prasyarat ritual.
Kalau tidak dipenuhi, diyakini rambut gimbalnya tetap akan tumbuh.
"Dan saat dewasa nanti menjadi anak berguna," kata Slamet, ayah Naili, sebagaimana diberitakan liputan6.com (29/7/2017).
Kemunculan rambut pada diri bocah mungil ini sejak usia 4,5 tahun.
Sang ayah tak mengira, sakit yang dideritanya, membuat tumbuhnya rambut gimbal.
Kala itu, putrinya demam.
Juga mengalami gangguan fisik.
Berbicara seperti ngelantur dan kesurupan.
Tak lama, yang tadinya rambutnya lurus berubah jadi menggumpal.
Sang ayah panik.
Lalu dibawa ke dokter.
Naili "divonis" hanya demam biasa.
Lantas Slamet tanya ke dokter, tentang penyebab tumbuhnya rambut itu.
Dokter tak mampu menjawab.
Lain dengan Sulis, usia 6,5 tahun.
Ia minta kambing betina dan tablet.
Sedangkan Nur Ammyyatun minta jajan di warung tetangga.
Yusuf Tristan Alfaro, putri dari Mulyandari asal Sukoharjo, Wonosobo meminta seekor burung lovebird.
Ayu Gilar malah meminta sepeda dan boneka beruang.
Sementara dalam prosesi ruwatan di tahun 2016, Silvi, yang saat itu berusia 3 tahun meminta kalung emas.
Zifara meminta lima buah durian dan uang berlembar merah.
Saat rambut gimbal tumbuh, kondisi tubuhnya panas, demam beberapa saat.
Dari kepercayaan masyarakat di Wonosobo, permintaan anak berambut gimbal bukan semata permintaan anak.
Mereka percaya, rambut itu adalah titisan dari Kyai Kolodete, salah satu pendiri Wonosobo.
"Ceritanya, dulu Kyai Kolodete berambut gimbal. Saat menjalankan tugasnya merasa ribet. Kemudian dititipkan kepada anak yang disayanginya hingga saat ini," kata sesepuh adat Desa Maron, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Sarno Kusnandar sebagaimana diberitakan detik.com (29/9/2017).
Ruwat rambut gimbal dilakukan tiap tahun, pada gelaran Festival Dieng Culture Festival di Banjarnegara.
Tahun 2017, digelar 4-6 Agustus di kompleks Candi Arjuna. (nyimawar)
Sulit ditebak.
Entah itu jumlahnya, atau apa yang diminta.
Kadang normal layaknya seperti usia anak-anak, seperti mainan.
Kadang diluar kewajaran.
Ada yang sampai minta kalung emas hingga binatang sapi.
Ada juga yang mintanya sepele, seperti minta baju.
Ada juga yang remeh temeh, minta naik bus.
Bagi Naili Zahra, bocah berusia 6 tahun, pada ruwatan pemotongan rambut gimbal 2017 di Telaga Menjer, Wonosobo, Jawa Tengah, permintaanya 28 buah jeruk dan boneka barbie.
![]() |
Ilustrasi |
Kalau tidak dipenuhi, diyakini rambut gimbalnya tetap akan tumbuh.
"Dan saat dewasa nanti menjadi anak berguna," kata Slamet, ayah Naili, sebagaimana diberitakan liputan6.com (29/7/2017).
Kemunculan rambut pada diri bocah mungil ini sejak usia 4,5 tahun.
Sang ayah tak mengira, sakit yang dideritanya, membuat tumbuhnya rambut gimbal.
Kala itu, putrinya demam.
Juga mengalami gangguan fisik.
Berbicara seperti ngelantur dan kesurupan.
Tak lama, yang tadinya rambutnya lurus berubah jadi menggumpal.
Sang ayah panik.
Lalu dibawa ke dokter.
Naili "divonis" hanya demam biasa.
Lantas Slamet tanya ke dokter, tentang penyebab tumbuhnya rambut itu.
Dokter tak mampu menjawab.
Lain dengan Sulis, usia 6,5 tahun.
Ia minta kambing betina dan tablet.
Sedangkan Nur Ammyyatun minta jajan di warung tetangga.
Yusuf Tristan Alfaro, putri dari Mulyandari asal Sukoharjo, Wonosobo meminta seekor burung lovebird.
Ayu Gilar malah meminta sepeda dan boneka beruang.
Sementara dalam prosesi ruwatan di tahun 2016, Silvi, yang saat itu berusia 3 tahun meminta kalung emas.
Zifara meminta lima buah durian dan uang berlembar merah.
Saat rambut gimbal tumbuh, kondisi tubuhnya panas, demam beberapa saat.
Dari kepercayaan masyarakat di Wonosobo, permintaan anak berambut gimbal bukan semata permintaan anak.
Mereka percaya, rambut itu adalah titisan dari Kyai Kolodete, salah satu pendiri Wonosobo.
"Ceritanya, dulu Kyai Kolodete berambut gimbal. Saat menjalankan tugasnya merasa ribet. Kemudian dititipkan kepada anak yang disayanginya hingga saat ini," kata sesepuh adat Desa Maron, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Sarno Kusnandar sebagaimana diberitakan detik.com (29/9/2017).
Ruwat rambut gimbal dilakukan tiap tahun, pada gelaran Festival Dieng Culture Festival di Banjarnegara.
Tahun 2017, digelar 4-6 Agustus di kompleks Candi Arjuna. (nyimawar)